Tuesday, February 3, 2009

AS Bertanggung Jawab Atas Kehancuran Masyarakat Irak

Janji Presiden baru AS Barack Obama untuk menarik pasukannya dari Irak, membuat banyak orang terlena dan melupakan persoalan paling penting yaitu, apa tanggung jawab AS terhadap Irak setelah menarik pasukannya nanti? Karena sejumlah data menunjukkan, penjajahan AS di Irak telah menyebabkan kehancuran hebat bukan hanya fisik tapi juga tatanan kehidupan masyarakat Negeri 1001 Malam itu.

Tak adil jika Irak harus menanggung sema beban itu, sementara AS melenggang begitu saja keluar dari Irak dan tidak mempertanggungjawabkan kehancuran yang telah dilakukannya di negeri orang. Pertikaian sektarian di Irak adalah salah satu warisan penjajahan AS di negeri itu. Invasi yang kemudian berubah menjadi penjajahan AS di Irak juga sudah menelan begitu banyak korban.

Data PBB menyebutkan, selama enam tahun penjajahan AS di Irak, sekitar 4,5 juta rakyat Irak menjadi pengungsi dan hanya lima persen dari jumlah itu yang kembali ke Irak selama kurun waktu 2007-2008, ketika AS mengklaim aksi-aksi kekerasan di Irak mulai menurun.

Akibat perang AS di Irak, tingkat pengangguran di kalangan warga Irak juga meningkat, sulitnya layanan kesehatan, sumber air bersih dan minimnya jumlah sekolah. Menurut data Unicef, banyak laporan dari berbagai provinsi di Irak menyebutkan bahwa lebih dari 60 persen rumah tangga di Irak tidak mendapatkan akses air bersih, lebih dari 40 persen anak-anak di kota Basra dan lebih dari 70 persen anak-anak di kota Baghdad tidak sekolah.

Jumlah warga Irak yang tewas selama enam tahun perang AS di Irak, dipekirakan mencapai 800.000 sampai 1,3 juta orang. Jumlah ini masuk akal jika bandingkan dengan laporan dari para pejabat pemerintahan Irak yang menyebutkan bahwa ada sekitar 1-2 juta kaum perempuan Irak yang menjadi janda akibat perang dan sedikitnya 5 juta anak-anak di Irak menjadi yatim piatu.

Fakta ini menunjukkan bahwa invasi AS ke Irak cuma membawa kehancuran dan kenestapaan bagi rakyat Irak. Janji AS untuk memberikan kehidupan yang lebih baik setelah ditumbangkannya Saddam Hussein, tidak pernah terbukti. Dan sekarang, dibawah pemimpin barunya Barack Obama, AS ingin meninggalkan Irak begitu saja. AS hanya membicarakan penarikan pasukan tanpa pernah menyinggung tanggung jawab moral yang harus ditunjukkan pada rakyat Irak yang selama enam tahun menjadi korban dan hidup dibawah penjajahan AS. (ln/isc/alternt)

Ikhwan Menyerukan Pemimpin Arab Mengikuti Erdogan

Para anggota parlemen Ikhwanul Muslimin Mesir, memberikan penghargaan yang tinggi terhadap sikap moral yang ditunjukkan Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang mengikuti pertemuan para pemimpin dunia, yang membahas tentang ekonomi global di Davos, Swiss. Di mana Erdogan meninggalkan pertemuan Forum Davos, sesudah moderator David R.Ignatius, bertindak tidak adil, dan tidak memberikan kesempatan berbicara kepada Erdogan. David Ignatius, wartawan Washington Post, hanya memberikan kesempatan kepada Presiden Israel, Simon Peres, selama 25 menit, membela diri atas agresi militernya ke Gaza.

Pemimpin Fraksi Ikhwan di Parlemen Mesir, Dr.Mohammed El-Katatny, di depan pers, di Cairo, menyatakan : “Kami sangat memperhatikan dan mengikuti bencana kemanusiaan yang terjadi di Gaza, yang dialami kaum muslimin Palestina. Kami sangat menghargai atas keberanian Perdana Menteri Turki, Erdogan di dalam Forum Ekonomi di Davos, yang mengkritik Presiden Israel, Simon Peres, atas pidatonya, yang telah melakukan pembunuhan terhadap anak-anak, wanita dan orang tua di Gaza”, ungkap Katatny.

El-Katatny menyerukan para pemimpin Arab, khususnya yang berhubungan dengan Israel, dan terlibat di dalam forum-forum internasional mengikuti jejak dan mencontoh tindakan pemimpin Turki, Recep Tayyib Erdogan, dan menyatakan penolakan terhadap tindakan Israel yang brutal terhdap rakyat Palestina.

“Ini lebih layak bagi para pemimpin Arab, dari pada menyombongkan sikap arabismenya, dan lebih menunjukkan perhatiannya terhadap rakyat Palestina yang sudah berlumuran darah”, ujar Katatny. Tapi, justru para pemimpin Arab lebih sibuk memikirkan nasib Israel dibandingkan memikirkan nasib saudaranya di Gaza, yang didzalimi Israel. (m/pic)

 
Copyright HIKMAH-BINTULU © 2008 Free Blogger Template By Cool Stuff Blog