Monday, March 30, 2009

5 Tahun Syahidnya Syekh Ahmad Yasin

Kirim

Syaikh Ahmad Yasin

Syaikh Ahmad Yasin

dakwatuna.com - Gaza, Pembunuhan terhadap Syekh Ahmad Yasin lima tahun lalu bukan peristiwa sederhana. Peristiwa itu menjadi pusat perhatian bagi seluruh pejuang kebebasan di dunia, dan secara khusus mengingatkan bangsa Arab dan umat Islam adanya bahaya hakiki Israel di Palestina.

Syahidnya Syekh Ahmad Yasin meningkatkan dukungan besar kepada gerakan Hamas, bukan hanya di Palestina, bahkan dukungan bangsa Arab dan Islam semuanya. Sejak saat itu, semua orang bertanya tentang Hamas, gerakan yang mengguncang bangunan Israel, gerakan ini mulai menyebar secara drastis hingga mayoritas Palestina berafiliasi kepadanya, mereka mendukungnya atau simpati kepada gerakan perlawanan dan ketegaran mereka dalam memperjuangkan prinsip-prinsip dasar Palestina dan menolak perundingan damai dengan Israel.

Syahidnya Syekh Yasin juga mengundang reaksi, yang justru mengatakan bahwa darah beliau akan menjadi “bahan bakar baru” bagi perlawanan.

Kelahiran dan Perlawanan Ahmad Yasin

Syekh Ahmad Yasin lahir tahun 1936 di desa El-Gorah yang dibangun di reruntuhan kota Ashkelon yang bersejarah, berada di Majdal Tengah ke arah utara dari Jalur Gaza sekitar dua puluh kilometer.

Beliau belajar di Sekolah Dasar El Gorah dan terus belajar sampai tingkat kelima.

Sejak “nakbah” -malapetaka dahsyat- menimpa rakyat Palestina di tahun 1948 berupa diproklamirkan berdirinya negara Israel, Ahmad Yasin terpaksa berhijrah bersama keluarganya ke Jalur Gaza dan menetap di kamp pengungsi Shati’ di pantai Jalur Gaza. Selama tinggal di permukiman, beliau putus studi sampai tahun 1950, karena sibuk memberikan kontribusi keberlangsungan hidup keluarganya yang terdiri dari tujuh orang, dengan bekerja di sebuah restoran di Gaza City.

Kemudian beliau melanjutkan studinya di sekolah kamp pengungsi dan menyelesaikan studinya di Tingkat Dasar dan Persiapan tahun 1955, kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Palestina yang merupakan sekolah paling bergensi di Jalur Gaza. Suasana politik di Jalur Gaza secara umum sedang bergejolak, terutama di sekolah tempatnya belajar.

Dunia Arab sedang bergejolak dengan aliran-aliran pemikiran, baik yang berhaluan nasionalis, kiri, dan Islam. Gerakan Ikhwanul Muslimin merupakan gerakan paling aktif di Jalur Gaza. Ia banyak didukung oleh pelajar, bahkan mereka yang berprestasi di kelas dan karenanya dipilih menjadi ketua ketua beragam aktifitas, mereka itu kebanyakan berafiliasi kepada gerakan Islam inin.

Di gerakan Ikhwanul Muslimin, Ahmad Yasin menemunkan apa yang dia cari selama ini. Dakwahnya sesuai dengan keinginannya, baik dari sisi pemikiran agamanya (ideologi), atau dalam hal pandangan politik, dan methodologi pendidikan untuk menyiapkan generasi pembebas Palestina, menyelematkan Al-Aqsha yang penuh berkah dari tangan para penjajah. Ahmad Yasin melihat itu semua dan memberikan bai’atnya kepada gerakan Islam ini pada tahun 1955.

Beliau mengajar bahasa Arab dan Tarbiyah Islamiyyah. Beliau juga seorang penceramah ulung di masjid-masjid di Gaza, bahkan paling popular di sana karena hujjahnya yang kuat. Ia juga dipilih menjadi pengurus Majma’ Islami di Gaza.

Beliau ditangkap oleh Zionis Israel tahun 1984, karena Israel merekayasa rumahnya sebagai gudang senjata yang dibeli oleh Syekh dari seorang agen Israel.

Ia pernah divonis penjara 13 tahun, kemudian keluar dalam proses pertukaran tawanan Tahun 1985.

Pada 17 November 1987 gerakan Islam di bawah kepemimpinannya mengeluarkan keputusan untuk memulai “aksi militer” melawan entitas penjajah Israel.

8 Desember 1987 meletus aksi Intifadhah, beliau sebagai motor penggeraknya, dan sepekan setelah itu, dideklarasikan Gerakan Perlawanan Islam “Hamas”, dan pernyataan resmi pertamanya dikeluarkan 14 Desember 1987 M.

Intensitas aksi serangan dan mogok massal yang digalang oleh Hamas terhadap Zionis Israel semakin keras. Mereka kemudian menangkap Syekh dan sebagian besar pimpinan Hamas dan Ikhwanul Muslimin, pada malam tanggal 18 Mei 1989 M. beliau mendekam di penjara sampai 25 September 1997 M., beliau dibebaskan kembali dalam sebuah negoisasi pertukaran tawanan oleh Raja Husein dengan Israel, setelah gagalnya percobaan pembunuhan terhadap Khalid Misy’al Kepala Biro Politik Hamas yang dilakukan Israel.

Kesaksian Orang Terdekat

Dalah Dr. Asy-Syahid Abdul Aziz ar-Rantisi mengatakan:

“Syeikh Ahmad Yasin ketika masih hidup menjadi simbol Islam yang sangat besar. Dengan syahidnya beliau, beliau menjadi guru unik dan paling menonjol dalam sepanjang sejarah umat. Tidak ada sejarah seperti yang diukur Syekh Yasin, di mana pemimpin yang lemah (karena cacat fisik) mampu mengubah menjadi kekuatan. Ia adalah pemimpin yang tidak pernah percaya dengan kelemahan mutlak atau kekuatan mutlak selama ia masih bernama makhluk manusia.”

Rantisi yang gugur syahid sebulan setelahnya menegaskan bahwa Syekh Yasin lah yang menggerakkan rakyat Palestina yang tidak berdaya untuk melawan Israel dengan batu dan pisau, kemudian dengan bom, kemudian dengan roket-roket Al-Qassam. Syekh Yasin telah merubah kelemahan rakyat menjadi kekuatan yang kini tidak bisa diremehkan Israel dan Amerika.

Rantisi menegaskan bahwa Israel salah ketika membunuh Syekh Yasin, sebab Israel tidak pernah belajar dari masa lalu. Mereka membunuh para nabi, namun mereka gagal memadamkan cahaya yang mereka bawa. Israel tidak akan bisa mematikan cahaya dari jasad Syekh Ahmad Yasin.

Darah Syekh Yasin Pesan untuk Bersatu

Sementara Khalid Misy’al, Ketua Biro Politk Hamas menegaskan:

“Darah Syeikh Ahmad Yasin memberikan pesan kepada bangsa Palestina untuk bersatu dan merapikan barisan. Ia menyatakan, para pejuang Palestina sudah memberikan ruh mereka untuk Allah, kemudian untuk membebaskan Palestina. Gugurnya Syekh Ahmad Yasin akan semakin menjadikan gerakan perlawanan semakin kuat.”

Ia menegaskan bahwa Israel harus tahu bahwa upaya mereka untuk mematahkan semangat rakyat Palestina akan gagal. Tindakan Israel membunuh Syekh Yasin menegaskan bahwa mereka hanya berfikir bagaimana melakukan kejahatan. Karenanya, Misy’al menyerukan agar rakyat Palestina bersatu di belakang perlawanan Palestina.

Hamas Terus Melawan

Sementara itu, Mahmud Az Zehar menegaskan bahwa kejahatan pembunuhan Syekh Ahmad Yasin sebelumnya sudah diprediksi. Namun itu tidak akan membelokkan Hamas dan pimpinannya dari program perlawanan terhadap Israel. Ia menegaskan, boleh Israel menyatakan Syekh Yasin layak mati karena keberadaannya mengancam eksistensi mereka di kawasan. Namun kami mengatakan bahwa Syekh Yasin syahid di sisi Allah, ia hidup dan mendapatkan rizqi, yang mati adalah Israel dan para pemimpinnya yang melakukan kejahatan dan pembantaian terhadap rakyat Palestina.” tegas Zehar.

Darah Yasin Kobarkan Perlawanan

Sementara itu, Dr. Yusuf Al-Qaradlawi menegaskan bahwa:

“Darah Syekh Yasin tak akan tumpah percuma. Bahkan ia akan menjadi api dan laknat bagi Israel. Kesyahidan Syekh Yasin tidak akan melemahkan perlawanan seperti yang dibayangkan Israel.”

Ia menambahkan bahwa pembunuhan Syekh Yasin adalah kejahatan penjajah Israel. dan Amerika ikut bertanggungjawab atas kejahatan itu. Sebab Israel melakukan kejahatan dengan senjata Amerika, dana, dan dukungan mereka.

Al Qaradhawi juga menegaskan, bangsa Arab harus sadar dan waspada terhadap gerakan Zionis Israel sekaligus bangsa Arab harus menunaikan amanah terhadap saudara-saudara mereka di Palestina. (ip/ut)

Perusahaan Eksportir Israel Terkena Dampak Gerakan Boikot

Harian bisnis berbahasa Ibrani 'The Marker' merilis laporan tentang pengaruh gerakan boikot produk Israel terhadap kinerja perusahaan eksportir di negara Zionis itu. Laporan tersebut berdasarkan polling yang dilakukan lembaga Israel Union Industrialist dengan melibatkan 90 perusahaan Israel dari berbagai sektor, mulai dari perusahaan teknologi tinggi, konstruksi, tekstil dan perusahaan yang memproduksi bahan makanan.

Polling menunjukkan, 21 persen dari para eksportir Israel mengakui secara langsung terkena dampak gerakan boikot produk Israel yang diserukan kembali awal tahun 2009 bersamaan dengan agresi brutal Israel ke Jalur Gaza bulan Januari kemarin.

Gerakan boikot produk Israel pertama kali diserukan pada tahun 2005. Gerakan boikot ini dilakukan oleh seluruh warga Palestina yang tersebar berbagai pelosok dunia, para aktivis kemanusiaan dan organisasi-organisasi perdamaian yang mengecam kekejaman Israel di Palestina. Mereka menggelar kampanye dan aksi massa untuk menyebarluaskan gerakan boikot produk Israel sebagai bentuk protes atas tindakan sewenang-wenang Israel terhadap rakyat Palestina.

Sebagian kelompok menyerukan boikot seluruh produk Israel, kelompok lainnya hanya terbatas pada boikot produk-produk Israel yang berasal dari pemukiman-pemukiman Yahudi dan perusahaan-perusahaan yang mengambil keuntungan dari penjajahan Israel di tanah Palestina.

Para aktivis melakukan gerakan boikot terhadap Israel, terinspirasi dari gerakan menentang apartheid di Afrika Selatan pada era tahun 1980-an. Mereka mengatakan, ada kesamaan antara sistem apartheid di Afrika Selatan dan kebijakan diskriminatif yang diterapkan Israel di tanah Palestina. Israel misalnya membuat aturan-aturan yang mendiskriminasikan warga Arab Palestina, membuat pos-pos pemeriksaan ilegal di wilayah Palestina, mengusir warga Palestina dari rumah dan tanah-tanah mereka.

"Apartheid diberlakukan dan sudah menguratakar pada rezim kolonial Israel. Rezim ini mendirikan negara hanya untuk orang-orang Yahudi baik secara de jure maupun de facto. Tindakan itu termasuk menerapkan berbagai mekanisme yang digunakan sebagai pembenaran atas praktek-praktek apartheid yang ditandai dengan pemindahan paksa populasi masyarakat setempat, penguasaan wilayah, eksploitasi sumber daya manusia, pelecehan dan pembunuhan massal," demikian penjelasan organisasi Stop the Wall, organisasi yang menentang pembangunan tembok pemisaha Israel yang dibangun di sepanjang wilayah Tepi Barat.

Sejumlah perusahaan yang diboikot adalah Motorola yang memproduksi alat pendorong roket-roket jenis M80 buatan Israel, Caterpillar yang memproduksi buldoser D9 yang digunakan Israel untuk menghancurkan rumah-rumah warga Palestina, perusahaan Connex dan Alstom yang memenangkan tender pembangunan jalur kereta cepat yang melintasi kawasan-kawasan Palestina di Yerusalem Timur. Untuk membangun jalur kereta itu, Israel juga menggusur rumah-rumah rakyat Palestina tanpa memberikan kompensasi. Perusahaan lainnya yang diboikot adalah Agrexco, perusahaan Israel yang mengekspor buah-buahan dan sayuran dengan menggunakan merk 'Carmel'. Buah-buahan dan sayur-sayuran itu ditanam petani Israel di tanah-tanah milik warga Palestina di Tepi Barat yang dirampas pemerintah Israel untuk dijadikan pemukiman.

Hasil polling selengkapnya tentang pengaruh gerakan boikot produk Israel di seluruh dunia terhadap perusahaan-perusahaan Israel akan dirilis oleh Alternative Information Center dalam beberapa hari mendatang. (ln/IMEMC)

Warga Palestina Peringati 'Hari Tanah Air'

Warga Palestina di tepi barat, Gaza dan di dalam Israel merencanakan untuk melakukan demonstrasi untuk memperingati 'Hari Tanah Air' pada Senin ini. Demontrasi ini merupakan aksi protes atas pencurian tanah mereka oleh Zionis Israel.

Hari tanah air adalah hari yang menandai terbunuhnya enam orang demonstran oleh pasukan Zionis Israel pada tahun 1976, ketika warga Palestina di tanah jajahan Israel mengadakan demonstrasi di seluruh negeri protes atas perampasan tanah mereka oleh pemerintah Zionis Israel.

Pada waktu itu, tentara Israel menembak para demonstran yang tak bersenjata di kota Sakhin, sebelah utara Israel. Protes terhadap pembunuhan tersebut akhirnya menyebar sejak dari dalam garis hijau ke wilayah pendudukan.

Pada Senin ini, aksi protes direncanakan terhadap tembok pemisah yang dibikin oleh Israel, yang mengakibatkan secara de facto tanah-tanah warga Palestina di serobot secara besar-besaran, dan dibangun kawasan pemukiman bagi warga Yahudi Israel.

Demonstrasi ini direncanakan di kota-kota di seluruh tepi barat, Yerusalem dan di Galilea sebelah utara Israel.

Demontrasi tahun ini diharapkan akan memiliki dimensi internasional, dengan adanya dukungan dari World Social Forum yang menunjuk tanggal 30 Maret ini sebagai hari dukungan terhadap boikot, divestasi dan sanksi terhadap Zionis Israel laknatullah. (fq/mna)
 
Copyright HIKMAH-BINTULU © 2008 Free Blogger Template By Cool Stuff Blog